Jumlah benang mengacu pada jumlah benang per inci persegi kain dalam selimut jacquard. Hal ini diukur dengan menghitung berbagai benang horizontal (pakan) dan vertikal (lusi) dalam satu inci persegi panjang dan menggabungkannya untuk mendapatkan jumlah benang keseluruhan.
Pada selimut jacquard, alat tenun tradisional digunakan untuk membuat pola dan desain yang rumit. Metode ini melibatkan pengangkatan atau penurunan masing-masing benang untuk menciptakan pola tenun tertentu. Karena selimut jacquard biasanya lebih rumit dan memiliki kepadatan pola yang lebih tinggi, jumlah benangnya akan cenderung lebih tinggi dibandingkan selimut biasa.
Namun yang penting, kerapatan benang yang lebih tinggi tidak selalu menunjukkan selimut jacquard yang lebih baik. Meskipun kualitas benang yang lebih tinggi berkontribusi terhadap kinerja keseluruhan selimut jacquard, ada faktor lain yang menentukan kinerja keseluruhan dan kenyamanan selimut jacquard.

Aspek penting lainnya yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan kepuasan terhadap a selimut jacquard mencakup jenis dan kenyamanan benang yang digunakan, metode tenun yang digunakan, dan kualitas selimut secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti jenis serat (misalnya katun, sutra, poliester), diameter benang (kehalusan), dan kepadatan tenun juga berperan dalam kualitas tinggi sebuah selimut.
Selimut jacquard yang dibuat dengan cermat menyeimbangkan faktor-faktor di atas untuk menghasilkan kain yang mewah dan tahan lama bahkan dengan jumlah benang yang sedikit. Di sisi lain, selimut dengan konstruksi yang buruk dan jumlah benang yang tinggi mungkin tidak memberikan kenyamanan dan umur panjang yang diinginkan.
Oleh karena itu, ketika mengevaluasi kualitas selimut jacquard, disarankan untuk mempertimbangkan jumlah benang yang dikombinasikan dengan faktor lainnya. Disarankan untuk mengevaluasi keseluruhan pengerjaan, komposisi kain, dan reputasi produsen atau merek untuk membuat keputusan yang tepat.